Museum Sasmitaloka Ahmad Yani

Posted on
No ratings yet.

Rumah bercat putih itu mungkin tidak terlihat demikian spesial di luar. Pagar hitam yang mengitarinya pun dibikin tidaklah terlalu tinggi. Yang mencolok ialah patung Jenderal Ahmad Yani yang berdiri gagah, komplet dengan relief serta kolam ikan di halaman depannya. Patung, kolam, serta relief itu ialah beberapa dari dikit pergantian di tempat tinggal Sang Jenderal yang sekarang jadi Museum Sasmitaloka Ahmad Yani. Selebihnya ialah asli, sama seperti waktu ditinggal Jenderal Ahmad Yani saat penembakan dianya di dalam rumah itu.Tujuh peluru terus-menerus tentang dada Sang Panglima di depan ke-8 anaknya.

jp7qgtbgl10cik7xdxf9

http://masterseo.esy.es/wisata/desa-wisata-pucung/

Pas jam 04.35, 1 Oktober 1965, dia jatuh terpuruk di ruangan tengah tempat tinggalnya. “Setelah ditembak pasukan Cakrabirawa, beliau rubuh di sini dalam kondisi tengkurap. Bapak ditelentangkan, lantas diseret sampai gerbang,” narasi Sersan Mayor Sartono, penjaga sekaligus juga pemandu Museum Sasmitaloka waktu didapati kumparanTRAVEL Lantai tempat gugurnya Sang Pahlwan Revolusi itu sekarang diikuti menjadi pengingat. Bahkan juga masih tetap terlihat jelas lubang-lubang peluru di pintu samping rumah itu. Diantara tujuh timah panas yang dilancarkan, lima peluru tembus dari badan Jenderal.

http://prediksibola.hol.es/wisata/bukit-kali-kuning/

Dua peluru tentang lukisan serta tiga tentang almari. Dua peluru yang lain masih tetap bersarang di badan Ahmad Yani sampai jenazahnya diketemukan di Lubang Buaya. Senapan Thomson yang dipakai untuk menembak juga dipajang di kamar Ahmad Yani. Pada dinding ruangan tengah pun terpajang sembilan photo Pahlawan Revolusi yang gugur pada momen G30S/PKI. Foto-foto itu adalah koleksi penambahan, di luar beberapa ribu koleksi lainnya yang disebut barang peninggalan asli punya Ahmad Yani.“Ini semua asli.

http://keanu.hol.es/wisata/watu-ngadek/

Dahulu foto-foto pahlawan revolusi itu tidak ada sebelum jadi museum,” lebih Sartono yang mengawasi museum itu semenjak 2004. Sartono lalu menuturkan jika rumah itu didiami Panglima Jenderal Ahmad Yani serta keluarganya semenjak 1958. Dia pun tunjukkan dua kamar yang dahulu dihuni putri-putri beliau serta kamar Sang Jenderal sendiri. Seprai, kostum, sepatu, sampai lencana punya Ahmad Yani terpajang begitu rapi pada almari kaca di kamar itu. Bahkan juga, make-up serta sabun mandi yang sempat dipakai sang istri, Yayu Rulia Sutowiryo, pun masih tetap tersimpan di meja riasnya.